Senin, 06 Desember 2010

 peringatan atau cobaan?


Memang repot ya tinggal di Indonesia. Di satu sisi Allah menganugerahkan Indonesia dengan kekayaan alam yang luar biasa emas, perak, minyak baik minyak bumi maupun minyak goreng (minyak rem ada nggak ya?), hampir semua kita punya, bahkan salju pun ada di puncak jayawijaya.Tidak heran negara asing ngiler dengan kekayaan kita sehingga selama 3,5 abad kompeni belanda menjajah kita, sekarangpun masih banyak yang ngiler dan berusaha menguasai sumber-sumber alam di Indonesia.
Tanah Indonesia juga luar biasa suburnya bahkan koesplus pun mengatakan bahwa tanah kita tanah surga, tongkat kayu pun jadi tanaman. Sehingga ketika astronot china mengangkasa dia mengatakan bahwa dari angkasa Indonesia bak untaian zamrud karena hijau hutannya (kata Pak Beye). Padahal kalo dilihat dari dekat banyak botaknya tuh, ya maklumlah pembalakan liar gitu. Makanya bingung juga negara yang kaya kok banyak penduduknya yang miskin, kok bisa ya.
Tapi disisi yang lain Indonesia terletak di lempeng benua Asia dan Australia sehingga akibat pergerakan kedua lempeng tersebut maka konsekuensinya kita akan sering terkena gempa seperti yang terjadi di Aceh (2004), Yogya (2006) Padang (2009) dan terakhir di Mentawai dan biasanya kalo ada gempa besar diatas 6 SR maka biasanya akan diikuti oleh saudaranya yang bernama tsunami. Biasanya tsunami inilah yang lebih banyak membunuh dibandingkan gempa itu sendiri. Indonesia juga terletak di jalur gunung api atau ring of fire yaitu di sirkum pasifik, sehingga kita harus akrab dengan letusan gunung api, bahkan letusan gunung api terdahsyat pun ada di Indonesia yaitu gunung Krakatau, tambora, dan letusan gunung toba. nggak tahu harus bangga atau sedih, soalnya Indonesia cuman terkenal karena bencana ama korupsinya (kalo masalah korupsi kita mah juara dunia)
Kondisi tersebut yang membuat Indonesia seperti tak putus dirundung malang, bencana di Wasior ratusan meninggal, tsunami di Mentawai lebih dari 400 meninggal, letusan merapi 30 lebih meninggal. Yang cukup mengherankan kok kita kayaknya kurang belajar dari bencana-bencana terdahulu, padahal bencana tsunami dan gunung api adalah sesuatu yang bisa diperkirakan, sehingga pemerintah seharusnya lebih siap baik secara sistem, infrastruktur maupun melatih warga untuk menghadapi bencana, tapi kok pemerintah terkesan gagap menghadapi bencana (kirain yang gagap cuman Azis doang).
Yang jadi pertanyaan apakah semua bencana yang terjadi di Indonesia sesungguhnya merupakan cobaan atau peringatan. Mungkin di Indonesia banyak orang yang beriman sehingga Allah mencoba dengan segala bencana yang ada. Allah sendiri menyatakan bahwa orang beriman akan selalu dicoba untuk melihat tingkat kesabarannya. Allah tidak akan kejam kok, karena Allah hanya memberi cobaan sebatas kemampuan hamba-Nya. Ya sama seperti ujian gitu kan anak SD hanya diberi soal untuk anak SD, masak anak SD suruh ngerjain soal anak SMU. Tetapi saya khawatir kalo bencana yang diberikan Allah merupakan peringatan karena dalam Qur’an surat Al Jatsiyah 23 dinyatakan Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?. Mungkin selama ini kita terlalu menuhankan hawa nafsu kita sehingga korupsi merajalela, peradilan menjadi aneh, orang korupsi milyaran tidak ditahan, sementara orang yang nyolong sup buntut,buah asem, bahkan 3 buah coklat diadili, banyak perempuan yang nggak menikah tiba-tiba melahirkan anak emang mo jadi siti maryam ya tanpa ada suami tahu-tahu mbrojolin Nabi Isa AS. Wajarnya kejadian kayak gini kan bikin malu, tapi anehnya sekarang malah bangga. Naudzubillah min dzalik.
Mungkin benar kata mas Ebiet, mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah manusia yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Sesungguhnya alam seisinya merupakan ayat Allah, sehingga ketika alam mulai bicara seharusnya kita mulai berfikir bahwa Allah mulai bicara dengan nada yang agak keras kepada manusia untuk selalu kembali kejalan-Nya. Allah menyatakan dalam surat Al Hadid ayat 22 Tiada suatu bencanapun yang menimpa masyarakatmu di bumi Seperti musim paceklik, bencana alam penjajahan dll., atau yang langsung menimpa dirimu sendiri, hanya sudah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum bencana itu Kami ciptakan. Hal itu bagi Allah mudah saja. Sesungguhnya mudah sekali bagi Allah menurunkan adzab bagi manusia, tapi ketika Allah melihat bayi yang menyusui, hewan melata yang mencari makan, dan orang yang berlinang air mata ketika sujud diwaktu sepertiga malam, maka adzab tersebut diangkat oleh Allah. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang sudah terjadi dan semoga bangsa Indonesia selalu diberi kekuatan dan ketabahan dan bagi kita yang dalam kondisi aman, marilah tunjukkan rasa empati kita.
sumber:http://rohmadyuliantoro.blogspot.com

Tidak ada komentar: